Sabtu, 05 Oktober 2013

Cinta ataukah obsesi?

subhanallah, begitu besar karunia-Nya menitipkan aku sebuah perasaaan yang penuh Rahmat.
Perasaan cinta dan kasih sayang adalah nikmat rasa yang menyenangkan. Islam sendiri mengajarkan kita untuk saling menyayangi satu sama lain, lau bagaimana dengan rasa yang aku milki saati ini?
Cintakah atau mungkin hanya sebuah obsesi semata?

Aku adalah seorang gadis yang disalah satu universitas swasta di Jakarta. Gadis berusia sekitar 18 tahunan, yang memasuki masa Remaja. Alhamdulillah, aku mendapatkan rahmat dari Nya, hingga aku sudah mantap  menggunakan hijab sejak SMA. Meskipun begitu terkadang aku masih suka mengenakan jilbab yang diluar syar'i.
Flashback
Hari ini adalah hari pertama aku memasuki kampus. Seperti pada universitas lainnya, akan ada  ospek bagi para mahasiswa baru. Semuanya berjalan dengan baik dan lancar, meskipun rasa lelah menghinggapi ku aku teteap bersemangar untuk menjalani ini. Hingga pada suatu permainan yang diadakan aku membuat kesalahan yang menyebabkan aku dihukum oleh para senior. Disana aku bertemu  dengannya, Subhanallah matanya yang indah, bentuk hidung, tinggi postur badan dan senyum yang sempurna membuat ku terlena. (istighfar ya? hihi) Aku tak sadar begitu jelasnya aku memperhatikannya, justru terkandang mata mencari cari kebradaannya.
"Sekarang, coba kamu buat puisi cinta singkat buat salah satu senior disini"
"A..ap-a ka? aku gak bisa"
"Ya harus bisa, kalo kamu gak mau yaudah kamu nyanyi di depan kita sambil berjoget"
Astagfirullah, ingin rasanya aku menghilang atau memiliki jurus yang dapat memberhentikan waktu.
"duh, jangan gitu ka. Yaudah deh, tapi cewek kan?"
Apa lagi ni? buat puisi aja gak bisa, terus ini puisi cinta?
"Ya gak bisa dong, masa cewek sama cewek. Ya harus cowok"
sekarang aku sudah ada di depan ruang kelas ini, dan semua mata menatapku dengan tersohok.
Kalo mau si ya sama kaka itu, duh tapi kan malu hehe.
"Yaudah deh, kakak yang pilihin"
"ih, gak bisa pilih sendiri. Ayo cepet yang mana aja gpp"
Aduh pinter banget senior nya ngerjain ko gini amat si? ya daripada nyanyi sambil joget, malunya lebih parah.
"kelamaan, yaudah sama kakak yang ini aja nih."
Senior yang perempuan menarik satu cowok di depan ku.
DEG! Astagfirullah, ternyata senior yang tadi aku perhatikan! Aduh malu banget. aku sempat merutuki diriku yang apesnya ber double double.
"Engg.. Aduh ka bantuin dong, buatin aku nanti aku yang ngomong. Aku ga bisa"
Huaaaaah nervous parah, ini hati rasanya mau terjun bebas.
Akhirnya setelah lama berdebat mereka mau membantuku.
"Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Mengguratkan sejuta warna
yang bisa membuatmu indah..

Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Seperti notasi mimpi kupu-kupu
bersayap biru,
Terbang bersama menuju negeri pelangi..

Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Mengisyaratkan lelahku di jalan resah!, udah ka"
setelah kata kata itu keluar aku langsung menundukkan kepala dan duduk di tempat semula. Sorak sorai teman teman mengiringiku kembali ke tempat duduk.
Subhanallah walllahuakbar, kenapa jantung hamba berdetak kencang? Ya Allah, apa ini? Selagi duduk wajahnya masih teringat jelas dikepalaku.
 Flashback end.

Sejak insiden itu, aku merasakan ingin sekali bertemu dengan kak Miko, ya itu adalah nama kakak senior yang sempat membuat detak jantungku bekerja cepat, semalaman aku mengingat kejadian ini dan tersenyum sendiri. Lalu setiap sholat aku selalu berdoa semoga Allah mempertemukan kami kembali.
Mataku kini selalu sibuk mencari keberadaannya, dan ketika sosok yang aku cari terlihat, jantungku langsung bekerja dengan cepat. Kualihkan pandanganku, sebelum teman-temanku yang lain melihatnya.
"Kamu tahu? Senior yang itu, yang pake kaos hitam. Kami lagi dekat lho" ucap perempuan cantik disampingku.
Subahanallah ternyata maksud dari Nia adalah kak Miko. Ya rabbi, betapa banyak orang yang mengaguminya? Hatiku terasa diremas remas olehnnya, bagaimana tidak? Nia adalah gadis baik, cantik, dan dia juga mengenakan hijab. Subhanllah pasti banyak kaum Adam yang menyukainya,
"Serius?" Kata Mia .
kami sedang duduk di kantin bersama-sama.
" Iya, aku dan kak Miko sering smsan bareng, hehe"
"Lho bukannya kamu udah punya pacar?"
"iya, ih kan aku gak bilang mau pacaran ama dia. Kita cuman sebatas adik kakak gitu gak lebih ko" ucapnya jelas.
Jika dibandingkan dengan aku, Nia jauh lebih baik. Postur badan ku yang tak dibilang sempurna maksudnya badan standar orang indonesia, kulitku yang sawo matang, dan kaca mata yang terpasang di hidungku semakin memperlihatkan aku gadis cupu.
Berbeda dengan Nia, aku seperti seorang secret admirer yang selalu nge stalk (kata orang gaul hehe) semua situs dunia maya nya Kak MIko. Aku bener bener minder mau menyapanya, apalagi sekarang ketika banyak teman temanku yang cantik juga mengejarnya. Aku justru berfikir dialah yang akan menghampiriku, dan mendekatiku. Bahkan sempat berfikir kami memilki hubungan yang melebihi teman. Sebenarnya ini adalah rasa aneh pertama yang aku miliki.
Beberapa hari setelah kejadian itu, aku melihat kak Miko sedang jalan berdua dengan temanku yang lain. Mereka terlihat seperti pasangan remaja lainnya.
Tubuhku lemas, hatiku seperti tercabik cabik, kristal air yang ada dimataku mendesak ingin keluar. Aku terdiam merutuki kebodohanku yang terlalu berharap  dengannya, Dia cinta pertamaku namun dia yang menyakitiku pertama. Memberikan luka yang melebar di hatiku, seandainya gak ada siapa siapa aku pasti sudah menangis.
Astagfirullah,  berkali kali aku melafazkan istgifar di hatiku.
"Ih liat tuh kak Miko. "
"wah iya, gak nyangka banget."
"Ternyata dia playboy, duh yalaha orang ganteng gitu siapa si yang gak mau?"
teman temanku yang melihatnya membicarakannya. Bagaikan angin suara itu ssama sekali gak kedengeran di telingaku. Aku terdiam dan menunduk mencoba menahan kristal yang menggumpal dipelupuk mataku agar tak jatuh. Sudah sekitar 3 bulan aku mengharapkan angin yang berbicara padaku, takkan pernah terfikirkan aku akan merasakan sakit yang melebihi apapun. Dan selama itu aku menutupi dari teman teman disekitarku.
Sesampainya dirumah senja menyambut, ku bersihkan diri dan mengambil air wudhu untuk sholat. Ibu sempat bertanya tadi kenapa wajahku pucat? aku hanya menjawab lelah karena tugas yang menumpuk.
dikamar, setelah sholat maghrib aku bertilawah beberapa ayat, untuk menenangkan hatiku.
Astagfirullah bagaikan baru terbangun dari mimpi aku sadar akan apa yang aku alami, aku menangis tersedu . tidak bukanlagi karena insiden kak miko, tapi karena dosa yang sudah aku lakukan. Aku bermain api, api neraka . Ya rabbi, setan dan hawa nafsu telah menguasaiku selama ini. Lihat, aku selama ini mengagungkan nya jauh dari mengagunkan Tuhan ku sendiri, aku melupakan-Nya. Aku juga berharap terlalu tinggi dan berzina hati mata dan telinga. kata kata istighfar kembali aku lafazkan, aku terisak dan memohon ampun kepada Sang khaliq, serta mengucapkan rasa syukur karena apa yang selama ini aku panjatkan tak pernah di dengaranya, seandainya itu terjadi aku pasti sudah terlena oleh pebuatan dosa lainnya. Subhanallah wallhuakbar Dia masih menyayangiku dengan memberikan aku cobaan ini, aku bersujud syukur dan berdoa semoga saja Alllah masih tetap melindungiku dan menjodhkanku kelak pada seorang imam yang akan menuntun ku kesurganya, yang akan mendatangi ku dengan berbekal ilmu agama yang kuat. Laki laki yang bahkan menjaga pandangannya, dan hatinya dari segala keterburukkan yang ada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar